Minggu, 20 November 2011

Review Jurnal "Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti"

Review Jurnal

Nama Penulis : Basu Swastha Dharmmesta (Universitas Gadjah Mada)
Judul Jurnal : “Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual, Sebagai Panduan Bagi Peneliti”
Sumber Jurnal : Ekonomi & Bisnis Indonesia (1999, Vol 14, No.3,73-88)

Latar Belakang

Pemasar pada umumnya menginginkan pelanggan dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan tugas yang mudah mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik perubahan pada diri pelanggan seperti selera maupun aspek-aspek psikologis, sosial dan kultural pelanggan. Daya beli konsumen yang menurun tajam telah mengkondisikan konsumen pada situasi yang lebih terbatas menyangkut pilihan produk yang diinginkannya. Dalam kondisi ini pemasar tetap perlu memberikan perhatian tentang loyalitas pelanggan agar tidak terjadi perpindahan merk.

Tujuan

Dalam jangka panjang loyalitas pelanggan menjadi tujuan bagi perencanaan pasar stratejik (Kotler, 1997) selain itu juga dijadikan dasar untuk pengembangan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Dick and Basu, 1994), yaitu keunggulan yang dapat direalisasi melalui upaya-upaya pemasaran.

Permasalahan

Dalam lingkungan persaingan global yang semakin ketat dengan masuknya produk-produk inovatif ke pasaran dan kondisi pasar yang jenuh untuk produk-produk tertentu, tugas mengelola loyalitas pelanggan menjadi tantangan manajerial yang tidak ringan. Masalah paritas merek (brand parity) menjadi tantangan bagi pemasar untuk mengatasinya. Dalam paritas merek konsumen menganggap tidak ada perbedaan antar merek dalam satu kategori produk.

Pembahasan

Istilah loyalitas pelanggan sebetulnya berasal dari loyalitas merk yang mencerminkan loyalitas pelanggan pada merk tertentu. Dalam artikel ini terdapat beberapa penjelasan tentang loyalitas yaitu:
1. Konsep loyaliatas pelanggan.
2. Merek dan atribut produk sebagai obyek loyal.
3. Kategori loyalitas.
4. Tahap-Tahap loyalitas berdasarkan pendekatan attitudinal dan behavioral.
5. Keteguhan pada merek vs kerentanan berpindah merek.
6. Kualitas produk untuk mengembangkan kualitas merek.
7. Promosi penjualan untuk mengembangkan loyalitas merek.
8. Pengukuran loyalitas merek.
9. Bagaimana mengidentifikasi pelanggan yang loyal pada merek.
Loyalitas dapat dipahami sebagai sebuah konsep yang menekankan pada runtutan pembelian seperti yang dikutip oleh Dick dan Basu (1994) dari Day (1969). Jika pengertian loyalitas pelanggan menekankan pada runtutan pembelian, proporsi pembelian, atau dapat juga probabilitas pembelian, hal ini lebih bersifat operasional, bukannya teoritis.

Kesimpulan

Konsumen yang loyal pada suatu merek akan membentuk suatu basis yang solid. Pemasar dapat menemukan cara-cara untuk memperkuat loyalitas mereknya apabila mampu mengidentifikasi karakteristik konsumen tersebut. Komitmen merek yang kuat selalu ada pada konsumen yang loyal merek. Jadi, pengembangan loyalitas merek menjadi tugas utama dalam pemasaran. Untuk memperkuat usaha tersebut pemasar perlu memperhatikan kualitas produknya dan kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasikan kualitas tersebut.
Dengan pertimbangan harga yang wajar, komitmen konsumen pada merek yang didasarkan pada kualitas menjadi semakin kuat. Di samping itu, loyalitas merek yang dikembangkan mencakup semua aspek psikologis konsumen secara total agar tidak mudah berubah, yaitu aspek kognitif, afektif, konatif dan tindakan. Pengujian tentang terjadinya loyalitas dengan menghubungkan antara sikap relatif dan pembelian ulan dalam pendekatan attitudinal dan behavioral.

Minggu, 09 Oktober 2011

PERILAKU KONSUMEN

PERILAKU KONSUMEN

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Proses pengambilan keputusan pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.[1] Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
Faktor-faktor yang memengaruhi
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

Perilaku Konsumen

REVIEW JURNAL

Tema/ Topik : Perilaku Konsumen
Masalah : Faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi/ membeli buah, serta factor apa sajakah yang dominan berpengaruh ?.
Judul : Kajian faktor faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli /mengkonsumsi buah lokal.

Pengarang : Sudiyarto & Nuhfil Hanani

Latar Berlakang
Pemahaman mengenai keinginan konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga secara otomatis akan membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar tersebut. Persaingan antar merek dan produk yang semakin ketat menjadikan konsumen memiliki posisi yang sangat berpengaruh dalam posisi tawar-menawar (Sumarwan, 2003). Pendekatan kecukupan pangan yang berorientasi pada produksi pangan hendaknya mulai digeser pada ketahanan pangan yang berorientasi pada ketersediaan dan daya beli masyarakat. Kebutuhan dan selera konsumen akan terpenuhi jika ketersediaan
produk dan daya beli masyarakat masih mampu mengatasinya.
Usaha pemenuhan kebutuhan dan selera konsumen buah-buahan dapat dilihat dari semakin membanjirnya buah impor baik dari ragam maupun volumenya. Sumarwan (1999), mengemukakan bahwa membanjirnya buah impor pada saat sebelum krisis moneter telah memojokkan buah-buahan lokal., persaingan yang datang dari luar serta kebijakan pemarintah yang kurang kondusif menyebabkan banyak petani yang semakin terpuruk.
Tetapi krisis moneter menyebabkan buah impor semakin mahal dan semakin berkurangnya stok di pasar. Memahami perilaku konsumen buah-buahan merupakan informasi yang sangat penting bagi pasar dari sektor agribisnis. Informasi ini diperlukan sebagai bahan masukan untuk merencanakan produksi, mengembangkan produk dan memasarkan buah-buahan dengan baik.



Masalah
Faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi/ membeli buah, serta factor apa sajakah yang dominan berpengaruh ?.

Tujuan
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
Menganalisis pengaruh faktor-faktor
1. budaya
2. lingkungan sosial;
3. Individu
4. Psikologis
5. Strategi pemasaran terhadap perilaku konsumen dalam membeli/ mengkonsumsi buah lokal dan buah impor serta melihat faktor-faktor mana yang dominan.

Metodologi Penelitian
Penelitian ini termasuk studi perilaku konsumen buah-buahan di kota Surabaya sekaligus menganalisis daya saing buah (lokal terhadap impor) atas dasar nilai sikap kepercayaan konsumen terhadap berbagai macam buah misalnya (apel; jeruk dan anggur). Sehingga lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, sebaran lokasi penelitian adalah lokasi tujuan pemasaran buah dengan sasaran konsumen akhir, yaitu Kota Surabaya.
Jumlah responden sebanyak 140 responden, ditentukan secara accidental yaitu mewawancarai konsumen buah dengan kriteria :
1). Penggemar (senang) makan buah-buahan;
2). Pembeli rutin buah minimal satu bulan sekali;
3). Mewakili keluarga
4). Keluarga memiliki penghasilan.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan
menggunakan instrumen penelitian:
Analisis Data
Tujuan penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Structural Equation
Model (SEM) yang juga dinamakan Model Persamaan Struktural (MPS) dengan
menggunakan piranti lunak (soft ware) AMOS.

Hasil Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa variable-variabel
1). Pengaruh Budaya Terhadap Sikap Konsumen
2). Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Sikap Konsumen
3). Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Sikap Konsumen
4). Pengaruh Psikologis Terhadap Sikap Konsumen
5). Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Sikap Konsumen.

Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sikap kepercayaan konsumen dalam membeli buah, menunjukkan bahwa :
1. Perubahan ‘budaya’ maupun peningkatan ‘psikologis’ konsumen, dapat meningkatkan secara nyata sikap-kepercayaannya dalam membeli /mengkonsumsi buah lokal.
2. Konsumen tidak perlu mempertimbangkan ‘Lingkungan sosial’-nya dalam membeli buah lokal dan peningkatan karakteristik ‘individu’ konsumen tidak menjadikan sikap kepercayaannya meningkat dalam membeli/ mengkonsumsi buah lokal.
3. Konsumen tidak merasakan adanya ‘Strategi pemasaran’ yang ditempuh perusahaan/ pemasar yang dapat mendukung meningkatkan ‘sikap-kepercayaan’-nya dalam membeli /mengkonsumsi buah local.

Saran :
1. Buah lokal perlu diperlakukan sebagai produk yang lebih dihargai di
negeri sendiri.
2. Daya saing buah lokal agar ditingkatkan melalui : strategi pemasaran
dan peningkatan atribut.








DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2001. Sektor Pertanian
sebagai Andalan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Buletin
Agroekonomi, Volume 1, Nomor 4, Agustus 2001. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, , Departemen Pertanian, Jakarta.


Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2002. Strategi Pengembangan
aya Saing Buah Unggulan Indonesia.. Bagian Proyek Pengembangan
Usaha Hortikultura Pusat. Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal
Bina Produksi Hortikultura. Jakarta.

Engel J.F; Blackwell R. D. dan P.W. Miniard , 1995. Perilaku Konsumen.
Translation of Consumer Behafior. Six Edition. The Dryden Press,
Chicago. Diterbitkan Binarupa Aksara Jakarta.

Ferdinand, A., 2002. Structural Equation Modelinga Dalam Penelitian
Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Hair Jr., Joseph F., Ralph E. Anderson and R.L. Tatham. 1992. Multivariate
Data Analysis. Third Edition. Macmillan Publishing Company. New York.

Kotler, P., 1993. Manajemen Pemasaran. Translation of Marketing
Management Analysis, Planning, Implematation, and Control. Sevent

Edition. Prentice Hall International Inc. Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.

Mangkunegara, AA, Ap., 2002. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi. PT. Refika
Aditama, Bandung

Mowen, JC. dan M. Minor, 2002. Perilaku Konsumen. Edisi Ke-lima. Alih
Bahasa : Lina Salim. Penerbit erlangga, Jakarta.

Poerwanto, R., Susanto S., dan S. Setyati, H., 2002. Pengembangan Jeruk
Unggulan Indonesia. Makalah Semiloka Nasional Pengembangan Jeruk
Unggulan. Bogor 10 – 11 2002.

Poerwanto, R., 2003. Peran Manajemen Budidaya Tanaman Dalam
Peningkatan Ketersediaan dan Mutu Buah-buahan. Orasi Ilmiah Guru
Besar Tetap Ilmu Hortikultura. Fakultas Pertanian Bogor. Institut
Pertanian Bogor.

Solimun, 2002. Structural Equation Modeling Lisrel dan Amos. Fakultas MIPA
niversitas Brawijaya, Malang. Penerbit Universitas Negeri Malang,
______, 2004. Pengukuran Variabel dan Pemodelan Statistika. Aplikasi SEM
– AMOS dan Wasol. Fakultas MIPA & Program Pascasarjana Universitas
Brawijaya, Malang.



Simatupang P., 1990. Economic Incentives and Competitve Advantage in
Livesstocks and Feedstuffs Production : A Methodological Introduction.
Center of Agro Economic Research, Bogor.

Sumarwan, U., 1999. Mencermati Pasar Agribisnis. Melalui Analisis Perilaku
onsumsi dan Pembelian Buah-buahan. Majalah Agribisnis, Manajemen
dan Teknologi. Volume 5-No.3 November 1999. Magister Manajemen

Agribisnis, Institut Pertanian Bogor (IPB).
___________., 2003. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Penerbit Kerja Sama : PT. Ghalia Indonesia dengan MMAInstitut
Pertanian Bogor.

Surya, 2004. Buah Impor Semakin Mendominasi. Harga di Surabaya Stabil. 15
September 2004. Penerbit Harian Surya Surabaya.

Selasa, 03 Mei 2011

Wawasan Nusantara

Rima Rahmawaty
16209749
2EA15

Wawasan Nusantara

1. Pengertian Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanaannya, Wawasan Nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai Kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.


2. Faktor –faktor yang mempengaruhi Wawasan Nusantara :

a) Geografi
Letak Geografis negara Indonesia berada di posisi dunia antara 2 Samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Dan antara 2 Benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Letak geografis ini berpengaruh besar terhadap aspek-aspek kehidupan nasional Indonesia. Perwujudan wilayah Nusantara menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi, sosial-budaya ,ekonomi dan pertahanan keamanan.

a. Archipelago Indonesia
Suatu kesatuan utuh wilayah yang batas-batasnya ditentukan oleh laut, dalam lingkungan mana terdapat pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau.

b. Kepulauan Indonesia
Indonesia terbentang atas lautan dan kepulauan yang sangat luas. Pulau-pulau ini menyebar dari ujung ke ujung yang lainnya dengan jarak dan batas wilayah tertentu. Secara geografis keberadaan kepulauan Indonesia adalah terletak diantara dua benua yaitu, Asia dan Australia.

c. Konsepsi Wilayah Lautan
 Hukum Laut Internasional
• ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif)
ZEE adalah suatu wilayah laut tidak boleh melebihi 200 mil dari garis pangkal.
• Zona Laut Teritorial
Laut Teritorial adalah garis khayal yang berjarak12mil laut dari garis dasar kearah laut lepas.
• Perairan Pedalaman
Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam garis pangkal.
• Zona Landas Kontinen
Landas Kontinen adalah dasar lautmyang secara geologis maupun morfologis merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter.

b) Geopolitik dan Geostrategi

Geopolitik dan geostrategi menurut ahli:
 Geopolitik menurut Hagget
Geografi politik merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya adalah aspek keruangan pemerintahan ataukenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional.

Geopolitik dan Geostrategi Negara Indonesia:
 Geopolitik Indonesia
Pandangan geopolitik Indonesia berlandaskan pada pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia.
 Geostrategi Indonesia
Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan dan sarana-sarana dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia.


3. Unsur-unsur Wawasan Nusantara

a. Wadah
Wadah meliputi 3 unsur, sebagai berikut :

1) Batas ruang Lingkup atau Bentuk wujud
Wawasan Nusantara mempunyai bentuk wujud sebagai :
 Nusantara
Dalam wujud Nusantara, maka batas-batas negara ditentukan oleh lautan dengan pulau-pulau serta gugusan pulau-pulauyang satu sama lain di hubungkan, tidak dipisahkan oleh air, baik merupakan laut dan selat.
 Manunggal-Utuh Menyeluruh
Kesatuan dan Persatuan (Manunggal), seperti:
 Manunggal di bidang wilayah
 Manunggal di bidang bangsa
 Manunggal di bidang ideologi
 Manunggal di bidang politik
 Manunggal di bidang ekonomi
 Manunggal di bidang sosial
 Manunggal di bidang kebudayaan
 Manunggal di bidang pertahanan dan keamanan
 Manunggal di bidang psikologi
 Berkeseimbangan

2) Tata Susunan Pokok atau Inti Organisasi
Sarana untuk mengetahui tata inti organisasi suatau negara ialah Undang-Undang Dasar. Untuk Indonesia berati UUD 1945, menyangkut :
 Bentuk kedaulatan, Bab I pasal (1)
 Kekuasaan Pemerintah Negara, Bab III pasal (4) dan (5)
 Sistem Pemerintahan
 Sistem Perwakilan

3) Tata Susunan Pelengkap atau Kelengkapan Organisasi
 Aparatur Negara
 Kesadaran Politik masyarakat dan kesadaran Bernegara
 Pers
 Partisipasi rakyat


b. Isi
Isi Wawasan Nusantara terdiri dari 3 unsur, yaitu :

 Cita-cita
Cita-cita yang terkandung dalam Wawasan Nusantara adalah seperti yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945. Dengan menyadari letak kedudukan geografis sebagai titik pusat di dalam Posisi Silang, Indonesia memendang ke segenap penjuru lingkungan, dimana Wawasan Nusantara padahakekatnya bertujuan untuk mensejahterakan, ketentraman dan keamanan bagi bangsa Indonesia dan untuk kebahagiaan serta perdamaian bagi seluruh umat manusia.

 Sifat dan Ciri-ciri
Wawasan Nusantara mempunyai ciri-ciri atay sifat, sebagai :
 Manunggal
Keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap aspek kehidupan, baik aspek ilmiah maupun sosial.
 Utuh Menyeluruh
Utuh menyeluruh bagi Nusantara dan rakyat Indonesia, sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah-pecah.
 Cara Kerja
Cara kerja dalam wawasan Nusantara berpedoman pada pancasila sebagai kebulatan pandangan hidup bangsa Indonesia.


4. Implementasi Wawasan Nusantara
 Pembangunan Nasional
Wawasan Nusantara sebagai pembangunan nasional mempunyai cakupan kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
 Ketahanan Nasional
Wawasan Nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.


5. Wawasan Nusantara pada Falsafah :

 Pancasila
Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah:
 Penerapan hak asasi manusia (ham);
 Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan;
 Pengambilan keputusan berdassarkan musyawarah untuk mufakat.

 UUD 1945
Tujuan Wawasan Nusantara dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Selasa, 22 Februari 2011

Pergolakan di Mesir Kian Genting

Pergolakan di Mesir Kian Genting

Pergolakan di Mesir Kian Genting

Kairo, situasi politik di Mesir makin tak menentu setelah kubu penentang dan pendukung Presiden Hosni Mubarak bentrok di Lapangan Tahrir, Kairo, sejak Rabu. Massa masih bertahan di lapangan tersebut hingga Kamis (3/2).

Suara tembakan masih terdengar hingga radius sekitar 200 meter dari Lapangan Tahrir di sela-sela teriakan massa dari kubu pro dan anti-Mubarak. Sementara helikopter militer terbang rendah di atas kerumunan massa di lapangan tersebut. Demikian dilaporkan wartawan Kompas Musthafa Abdul Rahman dari Kairo, Kamis malam. Semua akses masuk ke Lapangan Tahrir sudah ditutup pada radius 1 kilometer dari semua arah. Hanya warga pengunjuk rasa yang boleh masuk.

Massa anti-Mubarak masih menguasai pintu menuju Lapangan Tahrir dari arah Bundaran Talaat Harb. Sementara massa pro-Mubarak menguasai akses masuk Tahrir dari arah Museum Nasional. Jalan dari Bundaran Talaat Harb menuju Bundaran Abdel Mun’im Riyadh, yang terletak di belakang Museum Nasional, dijadikan kawasan pembatas yang dijaga dua barikade tank untuk memisahkan antara massa pro dan kontra-Mubarak. Dua barikade itu dipisah daerah penyangga selebar sekitar 50 meter. Meski sudah dipisah daerah penyangga, kedua kelompok massa masih saling melempar batu dan botol kosong.

Hari penentuan

Bentrokan antara dua kubu pecah, Rabu, setelah demonstran anti-Mubarak kecewa dengan isi pidato Mubarak, Selasa malam. Dalam pidato itu, Mubarak berkeras tidak mau lengser dan hanya berjanji tak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilu September.

Pengerahan massa pro-Mubarak ke jalan-jalan di Kairo dan kota-kota lain di Mesir merupakan upaya terakhir pemerintahan Mubarak untuk menyelamatkan kekuasaan. Seorang pejabat senior Amerika Serikat mengatakan, ”Seseorang yang loyal kepada Mubarak mengerahkan orang-orang ini untuk mengintimidasi para demonstran.”

Stasiun televisi Al Jazeera menunjukkan, sebagian massa pro-Mubarak yang tertangkap ternyata membawa kartu tanda anggota satuan keamanan atau partai berkuasa di Mesir. Kubu oposisi sampai saat ini menolak tawaran dialog nasional yang disampaikan pemerintah. Mereka menegaskan, dialog hanya bisa digelar setelah Mubarak mundur. Salah seorang tokoh oposisi yang juga mantan Direktur Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Mohamed ElBaradei, dalam wawancara dengan televisi BBCArabic, Kamis, menegaskan, pihaknya menolak berdialog dengan pemerintah sebelum Mubarak mundur.

Menurut ElBaradei, kubu oposisi menuntut tumbangnya rezim terlebih dahulu sehingga semua kekuatan politik yang akan melakukan dialog nasional nanti berada dalam posisi sama. ”Jika menerima dialog dengan pemerintah pada saat ini, berarti kami masih menerima dialog di bawah konstitusi yang berlaku sekarang. Ini sebuah kebohongan besar,” kata ElBaradei.

Sikap yang sama ditunjukkan partai dan kekuatan politik utama di Mesir, seperti Partai Tajamu’, Wafd, Nasseris, Al-Ghad, Lembaga Nasional untuk Perubahan pimpinan Mohamed ElBaradei, Gerakan Pemuda 6 Oktober, Ikhwanul Muslimin, dan aktivis politik kaum Kristen Koptik. Mereka sepakat meminta Mubarak mundur dahulu, kemudian digelar dialog nasional.

Menurut kekuatan-kekuatan politik utama itu, Jumat ini akan menjadi hari penentuan yang mereka sebut ”Jumat Pengusiran Mubarak”. Sebaliknya, Wakil Presiden Omar Sulaiman menegaskan hanya bersedia menggelar dialog dengan oposisi setelah mereka menghentikan unjuk rasa dan meninggalkan Lapangan Tahrir.

Pemerintah Mesir hingga saat ini masih menolak proses peralihan kekuasaan secara cepat. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Hossam Zaki menegaskan, seruan elemen-elemen asing agar dilakukan peralihan kekuasaan sekarang tak bisa diterima dan hanya akan memperkeruh kondisi dalam negeri Mesir.

Utusan khusus Presiden Barack Obama, Frank Wisner, yang menemui sejumlah pejabat tinggi Mesir, Selasa, mengajukan dua usulan sebagai solusi atas krisis di Mesir saat ini. Pertama, Mubarak segera menegaskan kepada rakyat bahwa ia tidak akan mencalonkan diri lagi pada pemilu presiden, September, dan tak akan mewariskan kekuasaan kepada putranya. Kedua, meminta Mubarak langsung melakukan peralihan kekuasaan sekarang.

Mubarak telah melaksanakan permintaan AS yang pertama itu, tetapi masih menolak permintaan kedua. AS dikabarkan masih mencari figur yang bisa dipercaya sepenuhnya sebagai kandidat pengganti Mubarak sehingga bisa terus menekan Mubarak agar mundur. Duta Besar AS untuk Mesir Margaret Scobey sudah beberapa kali menelepon Mohamed ElBaradei yang mengesankan bahwa AS menginginkan figur seperti ElBaradei untuk berperan pasca-era Mubarak.

ElBaradei mengajukan dua usulan untuk mengembalikan ketertiban Mesir pasca-Mubarak. Pertama, dibentuk dewan kepresidenan yang beranggotakan tiga tokoh, yakni seorang tokoh dari militer dan dua tokoh dari sipil.

Kedua, Wakil Presiden Omar Sulaiman menjabat presiden sementara untuk masa transisi. Dalam masa transisi itu, parlemen dibubarkan, kemudian disusun konstitusi baru, lalu digelar pemilu presiden dan parlemen yang bebas serta transparan berdasarkan konstitusi baru itu.

Juru bicara Ikhwanul Muslimin, Isyam Eriyan, mengatakan, proses perubahan di Mesir melalui dua tahap. Pertama, serah terima kekuasaan. Kedua, amandemen konstitusi serta melaksanakan pemilu parlemen dan presiden secara bebas dan transparan.

GEJOLAK MESIR 109 TEWAS HUSNI MUBARAK MASIH BERTAHAN

Mesir terus bergolak, Sudah 109 orang tewas. Ekonomi rugi Rp30 triliun. Mubarak bertahan. Peluru terus menyalak. Semenjak massa anti pemerintah tumpah ke Lapangan Tahrir 5 Februari lalu, sudah 109 nyawa melayang. Bentrokan sengit terus terjadi antara ratusan ribu massa anti pemerintah dengan massa pro pemerintah dan aparat keamanan negeri itu.
Hingga Minggu malam, 6 Februari 2011 ratusan ribu orang masih memenuhi lapangan di pusat kota itu. Rentetan tembakan masih terdengar. Sejumlah upaya mencari jalan tengah tampaknya gagal total.
Selain jatuhnya korban jiwa, perekonomian negeri piramida itu juga lumpuh total. Hingga Minggu kemarin itu, kerugian mencapai US$3,1 miliar atau sekitar Rp30 triliun.
Meski banyak korban jiwa dan ekonomi kian membisu, akhir dari kekacauan ini belum terlihat. Ratusan ribu orang di pusat kota itu, bersumpah bertahan hingga Hosni Mubarak turun dari kursi Presiden.
Dan optimisme mengalahkan Mubarak terus menyala. Massa anti pemerintah tidak rela perjuangan selama ini sia-sia belaka. "Kami harus mantap menggulingkan pemerintah," kata Ahmed Abdel Moneim, mahasiswa 22 tahun, yang sudah berhari-hari berkemah di Lapangan Tahrir.
Revolusi Prancis, tambah Abel, "Membutuhkan proses lama sebelum akhirnya warga mendapat hak-haknya. Jika memang kami harus menghabiskan sisa hidup untuk menyingkirkan Mubarak, kami akan lakukan."
Ratusan ribu demonstran lain juga berjuang dengan semangat yang sama. Sampai tuntas. Sampai Hosni Mubarak yang dituding bermental diktator itu pergi meninggalkan Istana. "Mungkin kami akan kehilangan energi selama satu bulan ini, tapi kami akan mendapat kebebasan dalam sisa hidup kami," kata Sharif Mohammed yang turut berjuang menyudahi 30 tahun kekuasaan Mubarak di Mesir.
Meski optimisme menyala, mereka tak bisa menutupi kondisi fisik yang melemah. Raut kelelahan, kelaparan, dan kurang tidur begitu jelas merayapi wajah mereka. Di beberapa tenda darurat, sejumlah demonstran pun terlihat menderita memar dan luka.
Sejumlah keluarga korban tewas bahkan siap menyerahkan nyawa demi memastikan berakhirnya rezim Mubarak. "Negara ini tidak memiliki kebebasan dan tidak ada pluralitas pendapat," kata Ahmed Mustafa, pria 58 tahun yang baru saja kehilangan putranya dalam bentrokan dengan massa pro Mubarak.


Siasat Hosni Mubarak


Meski negara di ambang kehancuran, Mubarak tak menyerah begitu saja pada kehendak mayoritas rakyat Mesir. Ia terus membuat berbagai strategi untuk mengamankan posisinya hingga akhir masa pemerintahan, September mendatang.
Setelah menyatakan tak akan maju sebagai calon presiden periode mendatang dan membuat kejutan mengangkat Omar Suleiman sebagai wakil presiden, Mubarak mencoba 'merayu' rakyat dengan mengundurkan diri dari jabatan Ketua Partai Demokratik Nasional.
Televisi pemerintah Mesir, seperti dilansir Associated Press, menyatakan, pengunduran diri Mubarak dari kepemimpinan di partai berkuasa itu adalah respons atas kekacauan yang terus bergolak.
Keputusan itu bahkan diikuti anaknya, Gamal Mubarak, dan lima anggota komite pengarah sekretariat jenderal partai.
Kemunduran Gamal memperkuat pernyataan Wakil Presiden Omar Suleiman sebelumnya bahwa Gamal, yang dipandang sebagai penerus Mubarak, tidak akan maju sebagai calon presiden pada akhir masa pemerintahan sang ayah. Strategi lain juga dilakukan dengan menyudutkan posisi demonstran. Melalui tayangan kebrutralan demonstran, pemerintahan Mubarak berupaya menghasut rakyat Mesir bahwa demonstran adalah penyebab kekacauan yang membuat kota Kairo lumpuh. Berbagai strategi 'rayuan' itu tampaknya tak berhasil meluluhkan demonstran untuk membubarkan diri. Tindakan Mubarak dalam dua pekan terakhir justru meningkatkan kepercayaan demonstran bahwa mereka sudah diambang kemenangan.
Yakin menjadi pemenang itu juga diperkuat oleh sikap sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, yang mendesak agar Mubarak segera menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sementara demi menyudahi gejolak.

Pergolakan di Mesir, Mengingatkan Lagi Makna Pelajaran Sejarah

Jasmerah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah adalah judul pidato yang fenomenal dari Bung Karno. Dari judulnya pun sudah penuh makna, apalagi kalau melihat langsung beliau berbicara, pasti semua rakyat rela berpanas-panas terik berjam-jam melihatnya.

Apa sih pelajaran sejarah? Saya pernah sangat keki ketika ada daftar pelajaran ini di SMA. Ditambah lagi saat itu, antara tahun 1988-1991 ada yang namanya PMP dan PSPB yang isi pelajarannya mirip-mirip.

Ternyata melihat kejadian di Tunisia dan Mesir, yang bergolak baru terasa hal itu penting.

Terutama Mesir, mirip sekali dengan Indonesia saat demonstrasi reformasi. Kita pernah mengalami rejim orde baru yang berkuasa 30 tahunan, dan rejim itu otoriter, hampir menguasai semua sendi-sendi pembangunan, oposisi dikebiri, kekuasaan waktunya tidak dibatasi dan akhir dari semua itu adalah sama, krisis pangan dan moneter yang memicu’ chaos’.

Kalau saja Mubarak mau belajar dari Indonesia di Mei 1998, mungkin dia mau berhenti berkuasa beberapa tahun lalu saat di puncak-puncak kejayaannya, supaya menjadi kenangan yang manis bagi rakyatnya.

Tetapi kalau ternyata dia jatuh dengan menyedihkan saat ini juga, maka kata-kata bijak ‘jasmerah’ dari sang proklamator mengenai sasarannya.

Dan sekarang, sudah ada Mei 1998 yang maksud awalnya menjatuhkan sebuah rejim, tetapi kita tidak pernah tuntas melakukan perbaikan. Sisa rejim lama masih ada, hanya bak kutu loncat pindah partai, ganti nama partai, ganti visi-misi supaya enak di telinga, tetapi pola pikir dan filosofinya tetap cara-gaya yang aromanya sama saja. Seperti makanan, semua masih pengandalkan pewarna buatan, pengawet dan penyedap rasa instant, bukan racikan bumbu baru dari rempah-rempah alami. Bagaimana kita mau belajar dari sejarah 13 tahun yang lalu di Indonesia? Dan menghubungkannya juga dengan fakta saat ini di Mesir yang mirip sekali kondisi kita Mei 1998. Haruskah hanya guru-guru sejarah yang membahasnya?

Sepertinya tidak hanya guru sejarah, kita semua harus mempelajarinya. Belajarlah dari Mesir hari ini. Sepuluh tahun batas sebuah rejim, ya 10 tahunlah. Mau mempertahankannya mati-matian dengan ditukang-tukangi, pasti bisa. Tetapi kalau pada akhirnya hanya hujatan dan caci maki didapat di akhir kekuasaan, alangkah sakitnya.

Berhentilah makan sebelum kenyang. Mungkin itu di kekuasaan juga sama, berhentilah berkuasa sebelum ‘kenyang’.Entah kenyang dari apa. Kami-kami yang tidak punya bakat berkuasa ini masih bingung memikirkan apa sih arti lapar bagi semua yang ingin berkuasa. Yang pasti bukan cuma gaji yang 19, 40 dan 63 juta.

Mesir Hosni Mubarak untuk membawa angin demokrasi dan reformasi ke negaranya tak digubris rakyatnya. Mereka kembali turun ke jalan dalam jumlah yang lebih besar dan menuntut tokoh yang sudah tiga dekade memerintah negara itu untuk turun. Bahkan di Suez, sebanyak 1.700 PNS menyatakan mogok untuk waktu yang tak ditentukan hingga Mubarak turun dan bergabung dengan demonstran.
Pidato Mubarak tengah malam sebelumnya tak bisa meredam amarah rakyat. Mubarak menyatakan memecat semua menterinya dan berjanji membentuk pemerintahan reformis.
Kantor berita Associated Press menyatakan bangunan parlemen dan kabinet telah diblokir oleh militer, mengcegah dikuasai massa. Al Jazeera melaporkan dari Kairo kota ini tampak seperti zone perang sejak sabtu pagi. Tank telah berpatroli di jalan-jalan ibukota sejak pagi. Pernyataan dari angkatan bersenjata Mesir diserukan berulang-ulang, meminta warga untuk menghormati jam malam dan menghindari berkumpul dalam kelompok besar.
Jumlah korban tewas dalam protes itu dilaporkan terus bertambah, sedikitnya nya 23 korban tewas dikonfirmasi di Alexandria, dan 27 orang di Suez, dan 22 di di Kairo. Lebih dari 1.000 juga terluka dalam protes kekerasan hari Jumat, yang terjadi di Kairo dan Suez, di samping Alexandria. Protes berlanjut sepanjang malam, dengan demonstran menentang jam malam malam.

Jelang Lengser, dibanding Mubarak Soeharto Lebih Bijak?

1296748347969656914

Dalam sebuah Laporan Utama Majalah Tempo Edisi. 33/XXXV/09 - 15 Oktober 2006 tersebutlah sebuah kisah, bahwa: tiga hari sebelum lengsernya Soeharto di Senayan Ketua MPR/DPR Harmoko bersama pimpinan Dewan lain meminta Soeharto turun takhta. Padahal, selama belasan tahun Harmoko membuktikan diri sebagai pembantu yang amat takzim. Bekas Menteri Penerangan itu adalah salah satu confidant, orang kepercayaan Soeharto selama separuh lebih masa kepresidenannya.

Dari Jalan Cendana, Soeharto menyaksikan semua kartu as lepas dari tangannya. Salah satu yang utama, faktor ekonomi. Indonesia pernah dijuluki “Macan Asia” karena keperkasaan negeri ini di bidang ekonomi. Sejarah pertumbuhan pada awal era Orde Baru pernah mencatat sejumlah prestasi. Ekonom Emil Salim pernah menulis bahwa indeks biaya hidup di Indonesia antara tahun 1960 dan 1966 naik 438 kali lipat.

Pemerintah saat itu menggulirkan antara lain kebijakan deregulasi dan debirokratisasi untuk menyelamatkan ekonomi. Sebut contoh, Paket 10 Februari dan 28 Juli 1967. Pemerintah membuka diri untuk penanaman modal asing secara bertahap. Dengan cara itu, inflasi bisa dijinakkan perlahan-lahan. Dari sekitar angka 650 persen (1966) hingga terkendali di posisi 13 persen (1969). “Ini prestasi yang diraih pemerintah saat itu,” tulis Emil.

Hampir tiga dekade kemudian, Soeharto turun panggung dengan utang Republik tak terkira. Utang baru US$ 43 miliar (kini setara Rp 387 triliun) dari Dana Moneter Internasional, IMF, tak mampu menyangga nilai rupiah. Hari itu, 21 Mei 1998, pasar uang menutup transaksi dengan Rp 11.236 per dolar AS-terjun bebas dari Rp 2.500 per dolar AS. Pada awal 1998, rupiah sampai terjengkang ke jurang: Rp 17.000 per dolar AS.

Seorang pakar sistem dewan mata uang (currency board system/CBS) asal Amerika, Steve Hanke, didatangkan ke Indonesia menjelang kejatuhan Soeharto. Berkali-kali dia mengingatkan Soeharto agar tak mempercayai IMF, karena lembaga ini khawatir CBS bakal sukses diterapkan di Indonesia. “Washington punya kepentingan agar krisis berlangsung terus sehingga Anda jatuh,” kata Hanke kepada Soeharto seperti diulanginya kepada Tempo, Jumat pekan lalu.

Soeharto percaya. Dan Hanke diangkat sebagai penasihat khusus. Ia bahkan sempat menyebut CBS dalam pidatonya di depan Sidang Umum MPR 1 Maret 1998. Tapi utang terus melemahkan posisi Soeharto. Sembari para sekutunya lepas satu-satu.

Seakan belum cukup semua bala, Soeharto ditinggalkan pula oleh pilar yang dibinanya selama puluhan tahun: ABRI. Seorang jenderal purnawirawan yang cukup berperan pada era 1998 membuka ceritera ini kepada Tempo pekan lalu. “ABRI,” kata jenderal itu, “satu-satunya kekuatan yang disangka Pak Harto masih mendukungnya, juga meninggalkan dia.” Itulah pukulan telak terakhir yang menghantam jenderal tua yang sudah goyah itu.

Maka, pada Kamis malam 20 Mei-sebelum dia memanggil Wiranto dan Subagyo-Soeharto mengumpulkan putra-putri dan kerabatnya. Seorang tokoh dari lingkar dalam Cendana menuturkan kembali kenangan delapan tahun silam itu kepada Tempo, pekan lalu: “Titiek dan Mamiek (nama kecil Siti Hutami Adiningsih) menangis selama pertemuan.”

Dia juga menirukan kata-kata putra ketiga Soeharto, Bambang Trihatmodjo, yang bertanya kenapa ayahnya tidak mundur sesuai dengan jadwal. Siti “Tutut” Hardijanti Rukmana, anak sulung keluarga Cendana, membuka suara: “Sama saja, besok atau lusa Bapak harus mundur!”

Jadwal yang dimaksudkan Bambang adalah skenario awal mundurnya Soeharto yang telah disampaikan mantan presiden itu kepada keluarganya. Yakni, mengumumkan pembentukan Komite Reformasi pada 21 Mei, merombak kabinet pada 22 Mei. Dan, lengser pada 23 Mei. Namun apa daya, takdir berkata lain Jenderal besar harus turun tahta 2 hari sebelumnya, tanggal 21 Mei 1998.

Itulah drama politik 3 hari menjelang lengsernya Soeharto. Secara obyektif sifat kepemimpinan Hosni Mubarak dengan Soeharto miriplah, sama-sama otoriter dan anti demokrasi dengan membungkam para lawan-lawan politiknya. Namun akhir drama pelengserannya ternyata jauh beda. Meski Soeharto sudah bertahan lebih dari 30 Tahun memegang tampuk kekuasaan, namun akhir drama lengsernya berjalan sangat singkat, bahkan malah maju 2 (dua) hari dari rencananya semula tanggal 23 Mei 1998.

Namun di Mesir tekanan pelengseran presiden Hosni Mubarak ternyata tidak semulus dan sesingkat Soeharto. Disamping kekehnya Mubarak yang masih tetap ingin bertahan, presiden Hosni Mubarak malah menggalang masa pendukungnya untuk dibenturkan langsung dengan masa demonstran anti Mubarak. Keadaan ini tentu sangat menghawatirkan karena akan terjadi konflik horisontal yang cukup meluas di seluruh wilayah Mesir. Kalau melihat situasi kekinian di Mesir, bagaimanapun Soeharto masih mempunyai secuil kearifan untuk segera melengserkan diri tanpa adanya perbenturan horisontal antar masa yang pro dan kontra.


Pergolakan di Mesir Kian Genting